banner 728x250

Kampanye Kasar Awe-Ishak: Merusak Adat dan Menodai Kesantunan Lingga

banner 120x600
banner 468x60

JEBAT.ID, LINGGA – Gema hiruk-pikuk kampanye dalam ajang Pilkada Lingga 2024 menyisakan kesan pahit, seiring beredarnya sebuah video yang menyulut amarah banyak pihak.

Video tersebut menampilkan seorang anggota tim kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Lingga, Alias Wello-Muhamad Ishak (Awe-Ishak), yang menggunakan bahasa kasar dan tidak santun, terutama terhadap peserta yang lebih berusia.

Zulkarnain, Wakil Ketua Umum CINDAI Kepulauan Riau, dengan lantang menyuarakan protes. “Biadab! Aku, kau, ikak. Kata-kata ini tidak pantas terucap kepada yang lebih tua. Kita ini, anak Melayu, lahir dari bumi Bunda Tanah Melayu, seharusnya menjaga kesantunan, menjunjung tinggi adat dan budaya. Apalagi kita yang menjadi penerus negeri ini,” ujarnya dengan penuh amarah.

Zulkarnain, yang akrab disapa Ngah Zul, sangat menyayangkan sikap arogan dan tidak beradab yang dipertontonkan oleh tim kampanye Awe-Ishak kepada para orang tua yang hadir dalam kampanye tersebut. “Memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan ‘Ikak’ dan menyebut diri dengan ‘aku’, itu jelas bertentangan dengan norma dan adab Melayu. Ini bukan hanya kesalahan, tetapi aib bagi kita semua,” tambahnya, suaranya penuh ketegasan.

Kamrani Susanto, Ketua CINDAI Lingga, juga tak kalah geram. Dalam percakapan melalui sambungan telepon, ia menegaskan bahwa gaya kampanye seperti ini sungguh memalukan, jauh dari semangat luhur yang seharusnya tercermin dalam semboyan Kabupaten Lingga, Bertingkap Alam Berpintu Ilahi, yang menuntut kesantunan, kehormatan, dan kedamaian.

“Kampanye seharusnya menjadi ladang untuk menyampaikan visi, misi, dan prestasi yang telah tercapai. Bukan malah menjadi ajang unjuk kekuatan dengan bahasa yang merendahkan, apalagi terhadap orang tua yang sudah sepantasnya dihormati,” kritik Kamrani tajam.

Lebih jauh, Kamrani mempertanyakan apakah selama kepemimpinan Alias Wello sebagai Bupati, semboyan tersebut benar-benar terwujud.

Baca juga :   Si Jago Merah Lalap Rumah Warga Di Kelurahan Sungai Lumpur

“Jika ingin berbicara kritis, berbicaralah dengan santun, sampaikan fakta yang jelas, bukan dengan kata-kata yang menusuk dan menyakiti. Lihat saja pembangunan yang mengutamakan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, yang sejauh ini tampak masih jauh dari harapan,” ujarnya penuh sindiran.

Insiden ini semakin memperburuk polarisasi antara pendukung dua pasangan calon, dengan tim Nizar-Novrizal memanfaatkan momen ini untuk menegaskan pentingnya kampanye yang berbasis pada adab Melayu, penuh kesantunan, dan menghindari perilaku arogan. Perilaku kasar yang dipertontonkan oleh tim Awe-Ishak dianggap sebagai pengkhianatan terhadap nilai-nilai luhur masyarakat Lingga. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, bahwa Pilkada bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan sebuah ujian bagi komitmen membangun Lingga yang lebih baik, dengan menjunjung tinggi adat, budaya, dan kesantunan dalam berpolitik.(**)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *