JEBAT.ID, LINGGA – Langit pembangunan di Kabupaten Lingga mendung, dihempas oleh kebijakan efisiensi anggaran yang digulirkan oleh Pemerintah Pusat. Sebuah pukulan telak yang menghantam proyek-proyek pembangunan, termasuk pembangunan ruas jalan yang seharusnya digulirkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Pembangunan yang diharap-harapkan kini hanya tinggal kenangan, dibatalkan tanpa bisa terwujud.
Salah satu yang terhimpit oleh kebijakan ini adalah pembangunan jalan penghubung yang mengular di Desa Posek,Kecamatan Kepulauan Posek, dengan nilai proyek mencapai angka 18 Miliar. Sebuah jalan yang sepanjang hampir tujuh kilometer itu kini harus menunggu di balik tirai anggaran yang terpangkas.
Wakil Bupati Kabupaten Lingga, Novrizal, dengan berat hati mengakui bahwa sektor yang paling terguncang akibat kebijakan ini adalah sektor pembangunan.Jum’at,(7/3/23).
“Tak dapat disangkal, sektor pembangunanlah yang paling terpukul, khususnya terkait dengan dana alokasi khusus (DAK) serta dana alokasi umum (DAU) untuk pekerjaan umum,” jelasnya dengan nada yang penuh penyesalan.
Namun, dalam keadaan yang serba terbatas ini, Novrizal mengungkapkan bahwa Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tengah bekerja keras untuk menyusun langkah terbaik demi memastikan rencana pembangunan yang telah digariskan tetap bisa terwujud, meskipun dengan langkah yang lebih hati-hati.
“Tim kami tengah berpacu dengan waktu, menyusun dan memfinalisasikan rencana agar pembangunan yang sebelumnya terbayang akan tetap bisa berjalan, meskipun dalam keterbatasan yang ada,” ujarnya dengan harapan yang masih menyala.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa efisiensi anggaran ini tidak terlalu membebani proyek-proyek infrastruktur yang didanai oleh APBD. Sebab, kebijakan efisiensi dari pemerintah pusat lebih berfokus pada 16 item belanja, seperti rapat, kegiatan seremonial, dan perjalanan dinas—sementara proyek infrastruktur yang bersumber dari APBD masih bisa berjalan, meskipun harus disesuaikan dengan skala prioritas.
“Skala prioritas akan menentukan arah, mana yang mesti didahulukan, dan mana yang mesti menunggu di belakang,” tegasnya, menegaskan bahwa setiap keputusan akan diambil dengan bijaksana.
Pahitnya kenyataan ini tak pelak menyisakan kekecewaan di hati masyarakat Kabupaten Lingga yang berharap akan adanya infrastruktur jalan yang memadai. Meski begitu, pemerintah daerah berjanji akan terus berjuang dengan segala daya dan upaya untuk merealisasikan impian tersebut, meski anggaran terbatas.
(Adhe Bakong)