banner 728x250

Jejak Bhayangkara di Garis Pantai: Ketika Laut Dipeluk dalam Aksi Cinta

banner 120x600
banner 468x60

LINGGA, JEBAT.ID – Mentari belum meninggi saat derap langkah Bhayangkara menyatu dengan desir pasir dan hembusan angin laut. Di pantai yang diberi nama penuh harapan—Tanjung Harapan—para penjaga negeri mengganti senjata dengan karung sampah, mengganti aba-aba komando dengan salam kepada alam. Di pagi yang tenang itu, cinta pada bumi menyamar menjadi aksi nyata: membersihkan pantai dari luka-luka yang ditinggalkan manusia.

Polres Lingga, dalam semangat memperingati Hari Bhayangkara ke-79, memilih untuk tidak hanya berkaca dalam upacara. Mereka memilih untuk membaur bersama masyarakat dan alam, menyusuri garis pantai, memungut plastik yang tersangkut, merapikan limbah yang tercecer. Diiringi langkah-langkah penuh niat, hadir pula aparat desa, instansi terkait, komunitas pecinta lingkungan, dan warga setempat—semua menyatu dalam satu tekad menjaga laut yang telah lama menjadi ibu bagi kehidupan.

Mewakili Kapolres Lingga, AKBP Pahala Martua Nababan, S.H., S.I.K., M.H., Wakapolres Lingga, KOMPOL Andi Sutrisno, A.Md., S.H., M.H., hadir dengan suara yang tegas namun sarat makna:

“Laut bukan sekadar ruang hidup bagi masyarakat pesisir, tapi juga urat nadi kehidupan bangsa. Dalam momentum Hari Bhayangkara ini, kami ingin membangkitkan kesadaran kolektif bahwa menjaga lingkungan bukan pilihan, tetapi kewajiban,” tegasnya, sembari memandang laut yang tak henti berbicara lewat ombak.

Dan tak berhenti di sana, ia mengingatkan publik bahwa Hari Bhayangkara bukan semata ritual tahunan, tetapi panggilan untuk kembali pada akar pengabdian:

“Polri bukan hanya penegak hukum, tapi juga pelindung dan pengayom masyarakat yang memiliki tanggung jawab moral terhadap keberlangsungan alam dan kehidupan,” lanjutnya, dengan nada yang tak hanya menggetarkan udara, tapi juga kesadaran.

Apa yang terjadi di Tanjung Harapan hari itu bukan sekadar bersih-bersih pantai. Ia adalah puisi yang dilantunkan bersama; sebuah ajakan untuk kembali mencintai laut, bukan sebagai tempat rekreasi, tapi sebagai rumah dan pewaris masa depan.

Baca juga :   Restrukturisasi DPD Lang Laut Lingga: Panglima Muda Dibekukan

Masyarakat menyambut dengan hangat. Mereka tak hanya melihat Bhayangkara sebagai aparat, tapi sebagai saudara yang peduli. Aksi itu menjadi refleksi bahwa pelindung sejati bukan hanya hadir saat bencana atau kejahatan, tetapi juga saat bumi merintih perlahan—dalam sunyi, dalam limbah.

Dengan langkah yang ringan namun bermakna, Polres Lingga membuktikan bahwa Bhayangkara masa kini bukan hanya pengawal malam, tapi juga penjaga fajar. Karena laut yang bersih hari ini, adalah kehidupan yang masih bisa dinikmati anak cucu esok hari. Dan karena menjaga lingkungan, adalah bagian dari menjaga negeri.

 

(Adhe Bakong)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *