JEBAT.ID,LINGGA – Menanggapi aksi yang mengatasnamakan Barisan Melayu Bersatu terhadap kegiatan loading batu bauksit oleh PT. Hermina Jaya di Jetty PT.TBJ, Ketua Melayu Pulau Singkep (MPS), Marbeska, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa tidak semua masyarakat Melayu mendukung pendekatan aksi seperti itu, apalagi jika dibungkus atas nama “persatuan Melayu”.
“Saya sendiri orang Melayu. Tapi tidak sepaham dengan cara-cara yang justru bisa memperkeruh suasana dan memancing konflik. Yang saya pertanyakan: Melayu yang mana? Jangan bawa-bawa nama Melayu untuk gerakan yang belum tentu disepakati seluruh masyarakat Melayu,” tegas Marbeska dalam sambungan telpon. Rabu,(14/5/25).
Menurut Marbeska, Melayu adalah bangsa besar yang dikenal dengan sikap santun, bijaksana, dan menjunjung tinggi musyawarah dalam menyelesaikan persoalan. Ia menyayangkan jika nama besar Melayu justru dijadikan legitimasi untuk aksi-aksi yang bisa menimbulkan kesan konfrontatif dan tidak produktif.
“Melayu itu bukan gerakan jalanan. Melayu itu bangsa yang besar, yang dikenal dengan kebesaran hati dan akal budinya. Jangan tunjukkan dengan sikap kerdil, seolah kita tak bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin,” lanjutnya.
Marbeska menekankan bahwa jika memang ada pelanggaran oleh pihak perusahaan, jalur hukum dan komunikasi dengan pihak berwenang adalah cara terbaik. Ia juga meminta semua pihak untuk tidak terprovokasi dan tidak menyeret identitas budaya dalam persoalan hukum dan ekonomi yang semestinya diselesaikan secara objektif.
“Saya mendukung penegakan hukum. Tapi saya juga menolak jika nama Melayu digunakan untuk menjustifikasi tindakan yang belum tentu mewakili seluruh suara masyarakat Melayu. Jangan sampai ini jadi preseden buruk di kemudian hari,” pungkasnya.
Dengan pernyataan ini, Marbeska berharap masyarakat tetap tenang, bijak menyikapi persoalan, dan menyerahkan penanganan kasus kepada instansi yang berwenang tanpa membawa-bawa identitas etnis atau suku sebagai alat tekanan.
(Adhe Bakong)