JEBAT.ID – Malam pergantian tahun 2024 menuju 2025 di Kabupaten Lingga, tepatnya di halaman Tribrata Polres Lingga, Dabo Singkep, menjadi saksi bisu akan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat di kalangan masyarakat.
Di tengah gegap gempita perayaan, ada suatu momen yang jauh lebih berharga: sebuah tradisi yang tak lekang oleh waktu, serta doa dan harapan yang dipanjatkan bersama untuk menyambut tahun baru dengan tekad baru.
Meskipun biasanya banyak orang merayakan malam pergantian tahun dengan pesta atau kegiatan hiburan lainnya, di Lingga, tahun baru dihadirkan dengan cara yang berbeda. Dengan semangat yang penuh makna, ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul di Polres Lingga untuk mengikuti acara doa bersama dan syukuran, yang tak hanya menyambut datangnya tahun baru, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang telah lama terjaga.
Acara perayaan tahun baru ini merupakan inisiasi dari Kapolres Lingga, AKBP April Fajar Hermanto, yang juga memandangnya sebagai wujud nyata komitmen Polres Lingga dalam menjaga dan melestarikan budaya Melayu serta memperkuat ikatan kebersamaan masyarakat.
“Sebagai penjaga negeri Bunda Tanah Melayu, kami ingin memastikan bahwa tradisi budaya yang telah lama menjadi bagian dari identitas kita tetap hidup dan terjaga,” ungkap AKBP April Fajar Hermanto.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan pergantian tahun, tetapi juga untuk meneguhkan kembali nilai-nilai kebersamaan, persatuan, dan gotong royong yang telah menjadi landasan bagi masyarakat Lingga. Dengan memperkenalkan kembali tradisi seperti talam sehidang, Kapolres berharap masyarakat dapat merasakan kembali ikatan kekeluargaan yang kuat, serta pentingnya menjaga warisan budaya yang telah mengakar sejak zaman nenek moyang.
Salah satu acara yang menjadi sorotan dalam perayaan tahun baru 2025 di Lingga adalah penyajian 220 talam sehidang, sebuah tradisi kuliner khas Melayu yang sarat dengan makna. Setiap talam yang dihias dengan berbagai hidangan khas Melayu itu disajikan dengan tujuan untuk mempererat kebersamaan dan mengingatkan setiap orang tentang pentingnya persatuan.
Kapolres Lingga, AKBP April Fajar Hermanto, dalam sambutannya menyatakan bahwa acara ini lebih dari sekadar menyambut pergantian tahun.
“Kami tidak hanya merayakan datangnya tahun baru, tetapi juga menjaga dan melestarikan tradisi budaya yang telah menjadi bagian dari identitas kita. Talam sehidang ini adalah simbol kebersamaan kita, yang selama ini menjadi dasar persatuan masyarakat Lingga,” ujarnya.
Sebanyak 220 talam yang disajikan itu bukan hanya makanan, tetapi juga sebuah simbol kuat dari persatuan dan kekeluargaan. Setiap talam melambangkan suatu kesatuan, di mana tiap-tiap potongan hidangan menjadi pengingat bahwa dalam kebersamaan, kita saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Momen ini menjadi kesempatan bagi warga untuk berbagi, saling mengenal, dan merasakan bahwa mereka adalah bagian dari satu keluarga besar yang tak terpisahkan.
Di tengah suasana yang khidmat, doa bersama menjadi bagian inti dari acara tersebut. Seluruh peserta bersama-sama memanjatkan doa dan shalawat untuk keselamatan, kemakmuran, dan kebahagiaan di tahun yang baru. Doa itu bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, sesama warga, dan Kabupaten Lingga secara keseluruhan.
Bupati Lingga, Muhammad Nizar, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengungkapkan rasa terima kasih atas kebersamaan yang terjalin dalam acara tersebut.
“Malam ini adalah momen yang sangat berarti, di mana kita semua bisa berkumpul dalam suasana yang penuh kedamaian dan kebersamaan. Ini adalah simbol kuat bahwa meskipun dunia berkembang pesat, kita sebagai masyarakat Lingga tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan,” kata Nizar.
Dalam doanya, Nizar juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun Lingga yang lebih baik, lebih maju, dan lebih sejahtera di tahun 2025.
“Tahun baru adalah saat yang tepat untuk memulai sesuatu yang baru, namun yang lebih penting adalah menjaga semangat kebersamaan yang sudah ada, agar kita bisa menghadapi segala tantangan dan meraih kemajuan bersama,” lanjutnya.
Perayaan tahun baru ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan berakhirnya tahun lama, tetapi juga sebagai momentum untuk menciptakan harapan baru. Dengan semangat baru, masyarakat Lingga bersama pihak kepolisian, pemerintah daerah, dan berbagai elemen masyarakat lainnya, berkomitmen untuk terus menjaga persatuan, memperkuat kebersamaan, dan melestarikan warisan budaya.
Malam tahun baru di Lingga mengajarkan kita bahwa kebersamaan adalah kekuatan yang tak ternilai. Ketika masyarakat bersatu, mereka dapat mengatasi berbagai rintangan dan mencapai tujuan bersama. Tidak ada yang lebih kuat dari sebuah komunitas yang saling mendukung dan bekerja bersama.
Salah satu pesan penting yang terkandung dalam kegiatan ini adalah pentingnya melestarikan budaya. Di tengah globalisasi yang kian pesat, di mana budaya asing masuk begitu cepat, Lingga tetap memegang teguh tradisi dan adat istiadat yang telah menjadi bagian dari jati diri mereka. Talam sehidang yang disajikan dalam acara tersebut adalah bukti nyata betapa kuatnya ikatan antara budaya, masyarakat, dan identitas daerah.
Kegiatan seperti ini menjadi pelajaran berharga untuk terus mengenal dan mencintai budaya lokal. Ini bukan hanya tentang mempertahankan warisan leluhur, tetapi juga tentang menghubungkan masa lalu dengan masa depan. Dengan melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan budaya, Lingga memastikan bahwa kebudayaan mereka akan terus hidup dan berkembang di tangan penerus bangsa.
Malam itu, dengan doa dan harapan yang mengiringi pergantian tahun, Kabupaten Lingga menyambut tahun 2025 dengan langkah yang penuh keyakinan. Polres Lingga, bersama masyarakat, membuka lembaran baru dengan semangat kebersamaan yang lebih kuat, dengan tekad untuk terus melangkah menuju kemajuan.
Dengan kebersamaan sebagai landasan, Lingga siap menghadapi tahun 2025 dengan optimisme dan harapan yang tinggi. Masyarakat percaya bahwa tahun baru ini akan membawa lebih banyak berkah, keberkahan, dan kesempatan untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Begitulah, tahun baru di Lingga bukan hanya tentang perayaan atau pesta pora, tetapi tentang sebuah komitmen untuk terus menjaga semangat kebersamaan, melestarikan warisan budaya, dan meraih masa depan yang lebih gemilang bersama-sama.
(Adhe Bakong)