JEBAT.ID – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang serba modern, sebuah momen yang penuh makna pun hadir di Desa Bukit Belah, Kecamatan Singkep Barat. Pada Rabu, 18 Desember 2024, Wakil Bupati terpilih Kabupaten Lingga, Novrizal, yang akrab disapa Bang Nov, hadir dengan penuh khidmat dalam acara penutupan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-VI.
Acara yang telah berlangsung selama empat hari ini bertajuk “Terangi Hati dan Kehidupan dengan Mengamalkan Makna Al-Qur’an,” menjadi saksi perjalanan spiritual masyarakat setempat dalam mendalami wahyu Ilahi.
Dalam sambutannya, Bang Nov, dengan penuh kehangatan, menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap upaya Desa Bukit Belah dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di bidang keagamaan. Menurutnya, perhelatan MTQ ini bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan sebagai wujud nyata dari komitmen desa dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia, yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Lebih jauh, Bang Nov mengungkapkan bahwa upaya tersebut sejalan dengan visi dan misinya sebagai Wakil Bupati, yang ingin memajukan budaya Melayu di Kabupaten Lingga.
“Budaya Melayu yang agung dan luhur harus seiring sejalan dengan pemahaman agama yang kuat. Dengan cara ini, kita akan menciptakan masyarakat yang tidak hanya pintar, tetapi juga bertakwa, berakhlak, dan berbudaya,” ujar beliau, yang disambut hangat oleh para hadirin.(18/12/24).
Tema “Terangi Hati dan Kehidupan dengan Mengamalkan Makna Al-Qur’an” yang diusung dalam MTQ ke-VI kali ini, menjadi sebuah seruan spiritual bagi masyarakat untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang tidak hanya dibaca, tetapi juga dihayati dan diterapkan dalam setiap langkah kehidupan sehari-hari.
Melalui perhelatan ini, Desa Bukit Belah berharap agar semangat untuk terus mengasah kecerdasan spiritual semakin mengakar, memberi dampak positif yang luas, baik bagi individu, keluarga, maupun masyarakat.
Dengan penutupan yang khidmat, acara ini tidak hanya menandakan berakhirnya sebuah perlombaan, tetapi juga menjadi simbol harapan dan doa untuk masa depan yang lebih baik bagi Kabupaten Lingga, khususnya dalam mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak mulia, melalui pondasi agama yang kokoh.(**)