Jebat.id – Musabaqoh Tilawatil Quran dan Hadist atau MTQH ke-X tingkat Kabupaten Lingga yang digelar di Desa Penuba Kecamatan Selayar telah sukses digelar.
MTQ yang mengusung tema kita bumikan al-qur’an dalam jiwa mempererat persaudaraan dan kesatuan bangsa ini diikuti oleh 13 Kecamatan se-Kabupaten Lingga.
Staf Ahli Bidang Kesra Gubernur Kepri, Mahadi Rahman pada waktu itu berkesempatan membuka perhelatan tilawatil Quran tersebut.
Pembukaan MTQ tingkat Kabupaten Lingga ini berlangsung meriah, hal tersebut ditandai dengan suka cita rombongan kafilah atau utusan dari tiap-tiap Kecamatan se-Kabupaten Lingga dengan ciri khasnya masing-masing.
Bupati Lingga M. Nizar berharap peserta dari MTQH tingkat Kabupaten Lingga ini nantinya dapat mewakili Lingga di tingkat Provinsi Kepri di Kota Batam dengan hasil yang lebih maksimal.
“Mudahan-mudahan mencapai target yang kita harapkan tidak meleset, karema kita yakini potensial dari anak-anak Lingga mampu bersaing di tingkat Provinsi Kepri,” katanya.
Bahkan menurut Nizar, bahkan anak-anak Lingga telah sering di utus Provinsi Kepri untuk di tingkat Nasional.
“Karena sudah sering bawa nama Provinsi Kepri anak dari Kabupaten Lingga nasional maupun di internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Kakan Kemenag Lingga M. Nasir menambahkan, ada beberapa target yang perlu di capai.
“Seperti adanya pencapaian dari jumlah qori-qoriah kita, alhamdulillah tahun 2024 ini seluruh cabang kita penuhi. Karena selama ini cabang hadist kita tidak bisa ikut dan tahun ini kita ikuti,” bebernya.
Dijelaskannya, untuk target pihaknya tidak berani untuk melangit, namun jila diizinkan di tahun 2024 ini target tersebut dapat lebih naik lagi.
“Ya kalau tahun kemarin kita di posisi ketiga, mudah-mudahan di tahun 2024 ini kita bisa naik,” ungkapnya.
Menurutnya, kitab suci al-qur’an adalah kebutuhan mutlak umat manusia/karena terkandung hidayah, syifa’, rahmat serta peringatan didalamnya.
Ia menambahkan bahwa mtq kecamatan ini merupakan persiapan menuju mtq tingkat kabupaten bulan depan, sehingga masing-masing kecamatan dapat tampil secara baik dan kompetitif guna menuju capaian maksimal ditingkat provinsi nantinya.
Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Lingga menggelar malam ta’aruf MTQH ke-X tingkat Kabupaten Lingga.
Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Penuba, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga itu berlangsung kidmat.
Dalam momentum Pembukaan MTQH Kabupaten Lingga ini Asisten I Pemerintahan mengajak untuk menjaga kekompakan dalam kegiatan keagamaan.
“Saat kita berada di ruang publik atau di hadapan masyarakat luas maka tunjukkanlah bahwa kita bersaudara, kita kompak kita bersatu dan siap berpartisipasi untuk menyukseskan kegiatan-kegiatan besar agama Islam sehingga agama Islam tetap kokoh berdiri di Kabupaten Lingga,” katanya.
Malam ta’aruf ini merupakan momentum keramat dan mulia bagi masyarakat yang akan ikut berkompetisi di ajang MTQH ini.
“Walaupun kita hadir di sini membawa atribut dari Kecamatan masing-masing namun pada hakekatnya kita ingin membumikan Alquran di Kabupaten Lingga Bunda tanah Melayu tidak hanya di daerah perkotaan saja namun sampai ke pelosok negeri,” pungkasnya
Dalam meriahnya perhelatan MTQH Ke-X tingkat Kabupaten Lingga juga diwarnai dengan Pawai Ta’aruf
Yang mana pawai ta’aruf mampu memeriahkan semarak event Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke X tingkat Kabupaten Lingga di Desa Penuba, Kecamatan Selayar.
Terlihat ribuan peserta dari 13 Kecamatan se-Kabupaten Lingga mengikuti pawai tersebut di Desa Penuba.
Gema marching band menambah riuhnya suasana, meramaikan Desa Penuba. Tak hanya dari peserta, warga setempat turut antusias melihat kegiatan kegiatan tersebut sambil mengabadikan momen di gadget mereka.
Berbagai keunikan yang dibawa masing-masing peserta. Seperti salah satunya Kecamatan Temiang Pesisir, yang membawa sebuah miniatur kapal layar yang diusung saat pawai berlangsung.
Kapal layar tersebut tampak menggambarkan konsep warga Temiang Pesisir, yang merupakan salah satu daerah pulau pesisir jauh dari ibukota.
Adapula dari Kecamatan Singkep Barat, yang membawa piala juara umum.
Kecamatan yang terdiri dari 13 Desa dan keluarahan ini, menargetkan kembali juara umum pada MTQH ke X, untuk bisa memboyong piala tetap.
Kafilah yang menarik lainnya berasal dari tuan rumah Kecamatan Selayar, yang membawa sebanyak 3 ratus lebih peserta.
Mereka tampil berseri dengan barisan dimulai dari 2 sampan layar yang diusung bertulis bendera Indonesia dan Palestina, sebagai bentuk dukungan mereka yang merupakan warga Indonesia terhadap Palestina yang sedang berada dalam musibah penjajahan.
Staff Tenaga Ahli Bupati Lingga Bidang Tenaga Kerja dan Kesra, Abdullah membuka jalannya pawai pada pagi itu.
Abdullah mengatakan, bahwa antusias dari peserta sangat luar biasa, sehingga ada ribuan orang yang mengikutinya.
“Dengan pawai ta’aruf ini, bisa mensyiarkan ajaran Islam melalui Al Qur’an, terlebih lagi pada momen menyambut datangnya bulan suci Ramadan,” kata Abdullah.
Abdullah menyebutkan, setiap kafilah menerjunkan paling banyak 70 peserta.
Dari MTQH ini lanjutnya, Kabupaten Lingga mempersiapkan qori dan qoriah terbaik dari berbagai cabang, untuk bisa mengikuti MTQH tingkat Provinsi Kepri, yang akan dilaksanakan pada Mei mendatang.
“Dewan hakim tingkat provinsi juga hadir, tingkat nasional juga hadir, berati kita seleksi sesuai standarnya,” imbuhnya
Kepala Kantor Kemenag Lingga melantik dewan hakim yang akan menilai setiap perlombaan pada MTQH X tingkat Kabupaten Lingga yang diadakan di Masjid At Taqwa Kecamatan Selayar.
Kakan kemenag Lingga H. Muhammad Nasir, berharap, masing-masing dewan hakim memiliki catatan dan koreksi terhadap MTQH tahun ini.
“Agar menjadi perbaikan dan koreksi ditahun berikutnya,” katanya.
Sebagaimana yang disebutkan Kakan kemenag MTQH Tingkat kabupaten Lingga kali ini diikuti oleh 389 orang peserta yang berasal dari 13 Kecamatan se-Kabupaten Lingga.
“Untuk tahun 2024 ini, peserta dari 13 Kecamatan sebanyak 389 peserta,” ujarnya.
Dalam perhelatan MTQH tersebut, Kecamatan Singkep Barat masih tetap mempertahankan Juara umum pada MTQH Ke-X tingkat Kabupaten Lingga.
Bupati Lingga M. Nizar mengatakan, ini merupakan ketiga kalinya Kecamatan Singkep Barat meraih Juara umum pada MTQH yang dilaksanakan.
“Maka perlu kita apresiasi dengan di canangkan oleh LPTQ menjadikan Kampung Al-Quran di Kecamatan Singkep Barat,” kata Nizar.
Dengan harapan setelah MTQH ini selesai tentu pihaknya berfokus pada MTQH tingkat Provinsi Kepri yang akan dilaksanakan di Kota Batam nantinya.
“Harapannya Lingga masuk tiga besar untuk tingkat Provinsi Kepri,” harapnya.
Dan tinggal beberapa hari kedepan akan memasuk bulan suci Ramadhan.
“Atas nama Pemerinta Daerah saya mengucapkan selamat menyambut bulan suci ramadhan. Semoga kita diberikan kesehatan, kesempatan di bulan suci ramadhan dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Stand Bazar Sempena Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an Hadits Kabupaten Lingga ke-X Tahun 2024 turut memeriahkan MTQH ke-X Kabuapten Lingga.
Kegiatan dilaksanakan di sekitar Astaka Utama MTQH Kecamatan Selayar.
Mewakili Ketua TP PKK Kabupaten Lingga, Ibu Rajemah mengatakan, TP PKK Kabupaten Lingga akan selalu berusaha untuk mempromosikan produk-produk lokal Kabupaten Lingga.
“Dengan salah satu tujuannya adalah memberikan motivasi kepada masyarakat untuk terus berinovasi dan berkarya dengan memanfaatkan bahan-bahan alam yang berasal dari kearifan lokal,” katanya.
Semoga Kegiatan Bazar ini bisa dimanfaatkan oleh semua pihak serta mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa keuntungan yang berlimpah.
“Tentunya harapan kita Bazar ini dapat memberikan manfaat oleh semua pihak serta mampu menggerakkan roda perekonomian,” ujarnya.
Belakangan ini di layar kaca banyak menayangkan berbagai macam audisi bakat vocal. Pencarian bakat menjadi dambaan ribuan kaum muda untuk sekedar mencari peruntungan lewat audisi kesenian tersebut atau sekedar ingin menjadi artis dadakan.
Pada dasarnya, Islam membolehkan umatnya mengadakan perlombaan, audisi, kontes dan lain sebagainya selama maksud, niat dan praktek dari kegiatan-kegiatan ter- sebut tidak melanggar syari’at. Lebih- lebih jika kegiatan tersebut menunjang hal-hal yang diperintahkan syari’at.
Salah satunya adalah jenis kompetisi atau musabaqah dalam bidang al- Qur’an, yakni yang lebih dikenal dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an atau disingkat MTQ. Kegiatan ini dinilai merupakan sarana syi’ar Islam dan juga merupakan audisi bibit-bibit berbakat di bidang seni Qur’an.
Sejarah MTQ Pada zamannya, Rasulullah SAW adalah seorang qari’ yang membaca Qur’an dengan suara indah dan merdu. Abdullah bin Mughaffal per- nah mengilustrasikan suara Rasu- lullah dengan terperanjatnya unta yang ditungangi Nabi ketika melantunkan surat al-Fath.
Para sahabat juga memiliki niat yang besar terhadap ilmu nagham ini. Sejarah mencatat sejumlah sahabat yang berpredikat sebagai qari’, di antaranya adalah Abdullah Ibnu Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari.
Pada periode tabi’in, tercatat Umar bin Abdullah Aziz dan Safir Al Lusi sebagai qari’ kenamaan. Metode sima’i, talaqqi, dan musyahafah merupakan satu-satunya cara dalam mentransmisikan lagu-lagu al-Qur’an.
Di Indonesia sendiri tercatat, bahwa MTQ sudah sejak lama dilom- bakan baik di pelosok perkampungan, tingkat kecamatan, kabupaten, pro- pinsi bahkan nasional.
Biasanya diadakan pada hari-hari besar Islam. Bermula dari MTQ Nasional pertama di Makasar (1968) yang hanya diikuti untuk golongan dewasa, kemudian berkembang menjadi 5 cabang ke- giatan pada MTQ ke-13 di Padang.
Cabang-cabang tersebut kemudian berkembang lagi menjadi MTQ (Tilawah), MHQ (Hafalan), MFQ (Fahmil Qur’an), MSQ (Syarh), MKQ (Khat), Musabaqah Makalah Ilmiah al-Qur’an (M2IQ).
Masing-masing cabang terdiri dari golongan anak, remaja dan dewasa. Menariknya, MTQ bahkan mengakomodir peserta tunanetra dan wanita. Saat ini cabang- cabang MTQ sudah mulai bervariasi di antaranya yaitu cabang tafsir Arab, Indonesia dan Inggris, yang dimulai sejak masa Menteri Agama Said Agil Husein Al-Munawwar.
Musabaqah artinya saling menda- hului, saling berpacu, adu kecepatan atau balapan. Musabaqah juga berarti perlombaan, kompetisi, kontes. Al-Qur’an mempergunakan kata musabaqah dalam bentuk kata kerja (fi’il) yang berarti berlomba-lomba.
Dalam surat al-Baqarah ayat 148 dan surat al-Maidah ayat 48 umpamanya, Allah berfirman: “fastabiqu al-khairat” yang artinya: “Maka berlomba- lombalah kamu sekalian (dalam mengerjakan) berbagai kebaikan”.
Teknis membaca al-Qur’an jauh lebih baik ketimbang teknik-teknik audisi di TV. Qari’ yang baik memiliki suara yang bagus, nafas panjang, penguasaan lagu, dan dialek yang bagus. Dalam tatanan seni baca al- Qur’an, tingkatan nada dikenal ada empat tahap, yakni qarar (rendah), nawa (sedang), jawab (tinggi) dan jawabul jawab (sangat tinggi).
Untuk melengkapi ilmu qiraah dan kepekaannya, maka pembela- jaran qira’ahnya senantiasa dileng- kapi dengan ilmu tajwid, makharijul huruf (ilmu pelafalan al-Qur’an), dzauq (cita rasa bahasa), dan sebagainya.
Kepekaan terhadap makna isi al-Qur’an lebih digunakan sebagai instrument mengasah diri untuk memiliki dzauq (perasaan) ilahiyah. Karena hanya dengna dzauq ilahiyah inilah, para peserta MTQ diharapkan memiliki rasa khauf pada Allah, sebagai pondasi dasar membangun mental dan moral yang islami.(ADV)