LINGGA, JEBAT.ID — Di balik gelombang tenang perairan Desa Bakong, semangat gotong royong menggema dalam sebuah aksi penuh makna: pembangunan kelong tradisional—alat tangkap ikan tri (bilis)—yang telah menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat pesisir Kabupaten Lingga.
Pada Kamis (24/4/2025), Bripka Samsurizal, Kapolsubsektor Desa Bakong, tidak sekadar mengawasi dari jauh. Ia turut turun langsung ke laut, bahu-membahu bersama warga, membangun kelong dari bambu dan kayu laut. Sebuah bentuk keterlibatan aktif yang tidak hanya mencerminkan kedekatannya dengan masyarakat, tetapi juga tekad untuk melestarikan nilai-nilai lokal yang hampir terlupakan.
Dibangun dengan bahan alami yang ramah lingkungan, kelong ini lebih dari sekadar alat tangkap ikan. Ia adalah simbol dari filosofi hidup masyarakat pesisir: selaras dengan alam, sederhana namun bermakna.
Kapolres Lingga, AKBP Pahala Martua Nababan, S.H., S.I.K., M.H., melalui Kapolsek Singkep Barat, IPTU Henry Gunawan, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan anggota Polri dalam kegiatan sosial dan budaya tersebut.
“Kami mendukung penuh setiap inisiatif yang memperkuat kedekatan antara Polri dan masyarakat. Kegiatan ini membuktikan bahwa kehadiran polisi bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra yang hadir dalam setiap aspek kehidupan sosial masyarakat,” ujar IPTU Henry Gunawan.
Sementara itu, Bripka Samsurizal berharap keterlibatannya dapat menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kearifan lokal dan semangat gotong royong.
“Kami hadir bukan hanya untuk menjaga keamanan, tapi juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, tumbuh dan bergerak bersama, membangun masa depan yang lebih baik,” ucapnya dengan penuh semangat.
Pembangunan kelong ini bukan hanya menyatukan warga dan aparat dalam satu tujuan, tetapi juga menjadi bukti bahwa solusi keberlanjutan dapat dimulai dari hal sederhana—dari laut yang akrab, dari tangan-tangan warga yang bersatu, dan dari sinergi yang terus dirawat.
(Adhe Bakong)